PKB Bergabung, LA Idaman Berpotensi Menang

Oyisultra.com, KENDARI – Direktur A’ Tontomau Institut La Ode Muhammad Rabiali menyatakan bergabungnya PKB dengan Koalisi PDIP-Demokrat dalam mengusung Paslon Dr. Lukman Abunawas dan Dr. La Ode Ida mengubah konstelasi kekuatan di Pilgub Sultra 2024.

Bahkan bergabungnya PKB pada Paslon yang berakronim LA IDAMAN itu bukan saja membuka kran kemenangan melainkan serta merta mendongkrak elektabilitas mereka yang sebelumnya dianggap rendah.

PKB sendiri meskipun hanya memiliki 3 kursi di DPRD Provinsi tapi sosok Jaelani yang akrab disapa Bang Jay itu adalah faktor pengubah dan pembeda. Beliau sebagai Ketua PKB Sultra adalah sosok yang dapat merangkul semua kalangan lebih khusus kelompok milenial. Ini sangat penting di tengah bonus demografi yang sedang menanjak. Dengan meraup 116.426 suara se Sultra pada Pilcaleg 2024 lalu, suara Jaelani bukan saja menjadi angka tertinggi sepanjang sejarah Pilcaleg DPR RI DAPIL Sultra, melainkan adalah hasil perjuangan dari anak-anak muda dengan berbagai latar etnik, pendidikan dan pekerjaan.

Tidak saja itu, komunikasi politik Jaelani bisa menembus pelosok dan hingga mengakar sampai ke desa terpencil. Energy motoriknya adalah pendamping dan konsultan dana desa dimana Pergerakan mereka sangat masif, terstruktur dan terukur.

Terkait dengan Pilgub, bergabungnya PKB dengan koalisi PDIP-Demokrat mengusung Lukman Abunawas dan La Ode Ida minimal memberi gambaran kekuatan angka dasar mereka. Paling minimal adalah nilai akumulasi dari suara caleg partai yang berkompetisi pada 2024 lalu, yakni; Jaelani (PKB) dengan 116.426 suara, Rusda Mahmud (Demokrat), 62.078 suara, Ahmad Safei (PDIP) 58.466 suara, serta suara La Ode Ida yang saat Caleg sebesar 37.539 suara. Total suara itu adalah 274.509 atau sebesar 14,7 % dari total DPT Sultra sebanyak 1.867.931 orang. Meskipun dapat diasumsikan bahwa hasil suara PILEG tidak selalu linear dengan PILGUB, namun angka itu bisa dijadikan sebagai patokan dasar kekuatan koalisi partai inter personal, yang belum termasuk akumulasi suara partai. Dan dengan mengerucutnya Cagub menjadi kemungkinannya hanya 3 Paslon, maka besar peluang suara koalisi ini akan melonjak signifikan.

Meskipun demikian, koalisi LA IDAMAN tidak boleh Over confidence. Tantangan datang dari Tina Nur Alam yang belum menentukan pasangannya. Elektabilitas Tina di daratan cukup signifikan dengan peran Nur Alam mantan Gubernur Sultra 2 periode yang adalah suaminya lebih dominan dan diperhitungkan. Koalisi PKS-NASDEM dan kemungkinan Golkar akan menjadi catatan khusus. Jika Golkar resmi bergabung maka total 16 kursi adalah modal mereka.

Hanya saja 16 kursi koalisi itu sebenarnya tidak linear dengan capaian interpersonal Caleg mereka yang lolos di DPR RI. PKS misalnya, tidak berhasil meloloskan Caleg nya di pusat, dan justru suara terbanyak ada pada La Ode Ida. Kekuatan interpersonal dari koalisi mereka ada pada Tina Nur Alam sendiri, Alimazi dan Ridwan Bae jika Golkar jadi bergabung.

Dengan hadirnya tokoh-tokoh itu, gambaran angka dasar kekuatan mereka merujuk Pilcaleg lalu adalah Tina Nur Alam memiliki sebesar 68.683 suara, Ali Mazi 68.099 suara, dan Ridwan Bae 84.440, suara, dengan akumulasi 221.222 atau 11,8 % dari total jumlah DPT Sultra. Angka ini masih ada dibawah persentase interpesonal partai koalisi LA IDAMAN. Perbandingan kekuatan interpersonal ini belum termasuk angka dari basis relawan Lukman Abunawas dan Wakil untuk Tina Nur Alam sendiri.

Selain Tina Nur Alam sebagai saingan La IDAMAN, juga ada adalah bakal Cagub Andi Sumangerukka dan Ruksamin. Kedua figur ini masih berebut pintu koalisi. Tanpa mengecilkan mereka sebenarnya, siapapun yang bakal lolos menjadi Cagub hanya akan menjadi pemecah suara. Andi Sumangeruka misalnya, meskipun suaranya pada Pilcaleg lalu mencapai 96.966 suara, tapi isu pendatang akan memicu semangat dan kesadaran kolektif masyarakat yang menjadi 4 pilar pembentuk Sulawesi Tenggara, yaitu Muna, Buton, Kendari, dan Kolaka untuk menolak beliau. Adapun Ruksamin Ketua PBB sebagai pemilik 4 kursi Parlemen Sultra 2024, popularitasnya masih dibawah Lukman Abunawas, La Ode Ida, Tina Nur Alam, Ali Mazi, Ridwan Bae, dan Jaelani, sehingga tidak cukup untuk memberi peluang kemenangan.

Tentu pergerakan politik akan terus dinamis per sekian detik. Namun tampilnya PKB dalam koalisi LA IDAMAN beberpaa waktu lalu memberi sinyal kuat bahwa koalisi ini adalah kekuatan ideal dari representasi semua atribut simbolik lintas etnik dalam geopolitik Sultra.

Penulis : La Ode Muhammad Rabiali (Alumni Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan IPB University Bogor), yang juga Direktur Yayasan KARST INSONESIA dan juga Direktur A’Tontomau Institut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *