Oyisultra.com, KENDARI – Tim Penari asal Sulawesi Tenggara (Sultra) siap tampil di Istana Negara Jakarta, pada Sabtu, 17 Agustus 2024 besok. Mereka akan tampil pada sesi hiburan penurunan bendera.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli mengatakan, berdasarkan hasil gladi pada Kamis, 15 Agustus 2024, Tim Penari Sultra yang akan membawakan Tari Lulo Alu, akan tampil pada sesi hiburan penurunan bendera, yang rangkaian acaranya dimulai pukul 14.30 WIB.
“Sesuai jadwal yang ada di rundown, Sultra akan tampil pukul 14.47 WIB atau 15.47 Wita. Kita tampil setelah penampilan dari marching band dan Gita Bahana Nusantara,” kata Belli dalam siaran persnya, Jumat (16/8/2024).
Dijelaskan, untuk penampilan tari, Tim Penari Kolosal Lulo Alu merupakan penampil pertama dari tarian daerah lainnya. Pada sesi gladi terakhir, jadwal itu sudah tidak berubah.
Oleh karena itu, dia berharap, masyarakat Sultra dapat memberikan doa dan dukungan untuk keberhasilan para tim penari kebanggaan Bumi Anoa.
“Kita mengharapkan masyarakat Sultra dapat meluangkan waktunya untuk turut menonton penampilan adik-adik kita melalui siaran televisi ataupun streaming online,” katanya.
Sejauh ini, persiapan Tim Penari sudah 100 persen, Malam ini, tim pendamping memastikan seluruh penampil beristirahat cukup agar dapat tampil maksimal esok hari.
Sekadar diketahui, Sultra kembali diminta untuk berpartisipasi dalam menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 2024. Sebelumnya, pada tahun 2022 lalu, Sultra menampilkan Tari Lumense yang mendapat apresiasi karena tampil memukau.
“Awalnya, Sultra akan tampil di Ibu Kota Nusantara (IKN). Namun, dalam perkembangannya kemudian, diputuskan peringatan HUT RI dilaksanakan di IKN dan Jakarta, dan Sultra akan tampil di Istana Negara Jakarta pada sesi penurunan bendera atau sore hari.
Tidak banyak provinsi yang dipercaya untuk menampilkan keseniannya di momen perayaan HUT ke-79 Kemerdekaan RI di Istana Negara, baik di IKN maupun di Jakarta. Selain Sultra, ada Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Papua, dan Jakarta.
Tarian Lulo Alu berawal dari tradisi masyarakat di masa lalu seusai musim panen padi. Setelah panen yang hasilnya melimpah, warga berbondong-bondong berkumpul dan melakukan “moisa” yang berarti menumbuk padi.
Proses ini dilakukan dengan penuh suka cita dan dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT. Kegiatan moisa menghasilkan beras yang harum dan pulen, dan pesta rakyat pun dimulai.